ArisanTersohor - Film adalah keajaiban seni abad 20. Berbeda dengan lukisan atau seni visual lainnya, kita lebih mudah untuk menangkap pesan lewat gambar bergerak yang menjadi andalan film. Tapi sebagaimana media seni yang lainnya, film pun bisa menggugah kita untuk melakukan sesuatu di dunia nyata.
Sebagai sebuah karya seni, ide-ide liar bisa saja dituangkan seorang sineas pada film-filmnya. Hanya saja, nggak semua penonton bisa mencerna ide-ide liar itu. Soal seksualitas dalam film mainstream emang udah ada pakemnya, yang bisa berbeda dari satu negara ke negara lain. Tapi, beberapa sineas kadang merasa perlu mendobrak pakem itu untuk mempertahankan idealisme mereka dan supaya pesan yang mau mereka sampaikan tetap utuh.
Kalau kamu tertarik buat tahu film-film kelas dunia apa aja yang memutuskan mendobrak pakem di atas, silakan tengok daftar di bawah ini. Mungkin kamu memang harus tonton dulu filmnya sebelum menghakimi. Mungkin ide untuk ‘menghakimi’ itu pun sebenarnya absurd. Entahlah, moralitas itu bahasan yang beda lagi. Sekarang tengok yang ini dulu aja, yuk:
1. Nymphomaniac (2013)
Nymphomaniac mengisahkan kehidupan seorang wanita bernama Joe yang menderita kelainan seksual hiperseks atau nymphomania. Sejak remaja, ia telah berhubungan seksual dengan ratusan pria yang berbeda. Film ini terbagi menjadi dua volume.
Drama film Denmark ini disutradarai oleh Lars von Trier dan dibintangi aktor dan aktris papan atas seperti Charlotte Gainsbourg, Stellan Skarsgård, Stacy Martin, Shia LaBeouf, Christian Slater, Connie Nielsen, Jamie Bell, Uma Thurman, dan Willem Dafoe.
2. Stranger by the Lake (2013)
Film bergenre drama-thriller ini berlatar di sebuah tepi danau nan eksklusif yang dikelilingi bukit dan hutan. Danau ini menjadi destinasi favorit kaum naturalis dan gay untuk mandi matahari dan berenang, di mana hutan dan semak-semak sekitar danau menjadi tempat mereka bercinta.
Di tempat itulah, Franck (Pierre Deladonchamps) bertemu Henri (Patrick d’Assumçao) yang baru saja ditinggal istrinya, dan juga Michel (Christophe Paou), pria tampan yang membuat Franck tertarik. Ketegangan terjadi setelah Franck memergoki Michel sedang menenggelamkan Pascal, partnernya sendiri ke danau.
Film yang ditulis dan disutradarai oleh Alain Guiraudie ini menuai respon positif saat pemutaran perdananya di Festival Film Internasional Toronto tahun 2013.
3. Blue is The Warmest Color (2013)
Film Prancis berjudul asli La vie d’Adele ini adalah kisah drama romantis yang ditulis, diproduseri, dan disutradarai oleh Abdellatif Kechiche. Film ini dibintangi aktris papan atas Prancis Léa Seydoux serta pendatang baru Adèle Exarchopoulos, dan memperoleh penghargaan tertinggi Palme d’Or pada Festival Film Cannes tahun lalu.
Dikisahkan Adele adalah seorang gadis introvert berusia 17 tahun. Suatu hari, ia berpapasan dengan seorang gadis berambut biru dan entah kenapa hal itu terus membekas di benaknya. Dia sempat berkencan dengan cowok, tapi langsung memutuskan berhenti ketika ia gak merasakan kepuasan di sana. Adele lalu mulai bingung dengan identitas seksualnya, sampai ia akhirnya bertemu kembali dengan gadis berambut biru itu.
4. Weekend (2011)
Setelah berpesta dengan teman-temannya, Russell memutuskan untuk pulang lebih awal. Tapi, alih-alih pulang, ia justru mampir ke klub gay dan bertemu dengan Glenn. Ternyata, kencan semalam yang dilakukannya bersama Glenn membawa mereka ke arah yang lebih personal dan spesial.
Film Inggris bergenre drama-roman ini disutradarai oleh Andrew Haigh dan dibintangi oleh aktor Tom Cullen dan Chris New.
5. Shame (2011)
Shame adalah film Inggris yang disutradarai Steve McQueen, dengan Michael Fassbender and Carey Mulligan sebagai pemeran utama. Film ini menggambarkan adegan seksual yang eksplisit dan bercerita tentang kehancuran emosional yang bisa diakibatkan oleh kecanduan seks.
Film ini berkisah tentang eksekutif muda dan sukses bernama Brandon (Fassbender) yang diam-diam memiliki kecanduan seks. Fassbender dinilai pantas diganjar nominasi Oscar atas perannya ini, sehingga berbagai kritikus film menyayangkan nominasi yang pada ujungnya tidak ia dapatkan.
6. Enter The Void (2009)
Bersetting di gemerlap malam kota Tokyo, film karya Gaspar Noe ini bertutur tentang Oscar, seorang pemuda pengedar narkoba yang ditembak polisi saat dilakukan penggerebekan. Oscar tetap menyaksikan kejadian demi kejadian yang berlangsung lewat pengalaman proyeksi astral (out-of-body experience).
Noe memvisualisasikan tiap adegan dengan sudut pandang orang pertama, yang kerap mengambang di jalan-jalan Tokyo. Oscar juga terkadang digambarkan sedang menatap dari balik bahunya saat dia mengingat masa lalunya.
7. Lust, Caution (2007)
Film karya Ang Lee ini adalah thriller spionase yang diangkat dari novel berjudul sama yang diterbitkan tahun 1979. Kisahnya bersetting di Hong Kong tahun 1938 dan Shanghai tahun 1942, saat Tiongkok diduduki oleh tentara kekaisaran Jepang dan dipimpin oleh pemerintah boneka. Sekelompok mahasiswa Tionghoa dari Universitas Lingnan berupaya menghabisi petinggi-petinggi pemerintah boneka tersebut lewat jebakan dengan mengirim seorang gadis cantik.
Lewat film ini, Ang Lee memenangkan Golden Lion Award pada Festival Film Venesia untuk kedua kalinya, setelah Brokeback Mountain sebelumnya memperoleh penghargaan yang sama.
8. Shortbus (2006)
Shortbus mengisahkan harmoni antara keberagaman karakter dan seksualitas tiap tokohnya yang berusaha untuk membaur satu sama lain dalam sebuah salon artistik bawah tanah tempat mereka bercengkerama. Tokoh utamanya adalah Sofia Lin, seorang terapis seksual.
Film Amerika garapan John Cameron Mitchell ini antara lain diperankan oleh Sook-Yin Lee, Paul Dawson, Lindsay Beamish, PJ DeBoy, dan Raphael Barker.
9. 9 Songs (2004)
Sineas asal Inggris, Michael Winterbottom, menulis dan menyutradarai film drama romantika yang kontroversial ini. 9 Songs mengisahkan percintaan antara Lisa, mahasiswi asal Amerika, dan Matt, seorang klimatologis asal Inggris, yang punya ketertarikan musik yang sama dan bersama-sama mendatangi konser musik.
Judul filmnya sendiri merujuk kepada sembilan lagu yang dimainkan oleh delapan band rock yang berbeda sepanjang film. Film ini dipamerkan pada Festival Film Cannes di Prancis.
10. The Brown Bunny (2003)
The Brown Bunny mengisahkan seorang pembalap motor yang sedang berkendara dari New Hampshire menuju Kalifornia untuk membalap lagi. Sepanjang jalan, ia berjumpa dengan beberapa wanita, tapi ia selalu dibayangi oleh cinta masa lalunya.
Pada film ini, Vincent Gallo berperan sebagai penulis, produser, sutradara, dan juga pemeran utama bersama aktris Amerika Chloë Sevigny. Film ini mendapat sorotan media karena adegan seksual sungguhan yang dilakukan Gallo dan Sevigny. Sayangnya di Festival Film Cannes tahun 2003, film ini mendapat komentar negatif dari kritikus film.
11. The Dreamers (2003)
Bertahun-tahun setelah film The Last Tango in Paris yang kontroversial, Bernardo Bertolucci kembali menyutradarai film drama romantis. Kali ini berjudul The Dreamers dengan latar kerusuhan Mei 1968 di Paris.
Film ini bertutur tentang Matthew, mahasiswa asal Amerika yang melakukan pertukaran pelajar ke Paris untuk mempelajari bahasa Prancis. Di sana ia bertemu dengan Theo dan Isabelle, saudara kembar yang berjiwa bebas dan punya pandangan berbeda soal seksualitas.
12. Ken Park (2002)
Film drama erotis ini ditulis oleh Harmony Korine berdasarkan kisah Larry Clark, seorang sineas asal Amerika yang masa mudanya lekat dengan narkoba, seks di bawah umur, kekerasan, serta olahraga pop seperti skateboarding. Ken Park disutradarai oleh Larry Clark dan Ed Lachman.
Film ini berkisah tentang remaja broken home dan segala lika-likunya. Ketika rumah tak lagi nyaman, mereka menemukan persinggahan di luar sana.
13. Y Tu Mamá También (2001)
Jauh sebelum Gravity dan Children of Men, Alfonso Cuaron bereksperimen dengan kehidupan remaja dan threesome lewat filmnya yang berjudul ‘Y Tu Mamá También’ (artinya: Dan Ibumu Juga). Film ini dibintangi oleh aktor Meksiko Diego Luna dan Gael Garcia Bernal, serta aktris asal Spanyol Marribel Verdu.
Film bertema road movie atau perjalanan ini bersetting di tahun 1999, mengisahkan dua pemuda ABG yang melakukan road trip bersama seorang wanita berusia akhir 20-an. Film ini menuai kontroversi karena penggambaran seksualnya, dan ditayangkan secara terbatas di AS. Meski begitu, film ini mendapat nominasi di Academy Awards dan The Golden Globe.
14. Intimacy (2001)
Intimacy karya Patrice Chereau ini memfokuskan cerita pada seorang pria dan wanita yang bertemu setiap minggu untuk bercinta secara anonim (dan sungguhan juga). Hidup mereka makin rumit ketika jati diri mereka mulai terkuak satu sama lain.
Karena film ini, aktris Kerry Fox menuai cibiran dan sempat terhenti karirnya. Meski begitu, ia bersikeras perannya di film ini adalah kerja terbaiknya.
15. The Center of the World (2001)
Film Amerika garapan Wayne Wang ini dibintangi aktor terkenal Peter Sarsgaard, yang disini memerankan seorang jutawan internet. Karakter Sarsgaard menyewa seorang penari telanjang (diperankan Molly Parker) untuk menemaninya di Las Vegas selama tiga hari, dengan imbalan uang sebesar 10.000 dolar.
Film yang menampilkan ketelanjangan frontal ini dibuat untuk mengikuti Festival Film Cannes pada tahun 2001.
Film-film idealis di atas menuntut totalitas aktor dan aktrisnya dalam memerankan karakter mereka, walau mereka harus telanjang bahkan beradegan seksual sungguhan. Tapi, film-film ini tetaplah sebuah karya seni yang patut diapresiasi. Bukan buat bacol lho ya!